Selasa, 16 Februari 2016

Naked Chart

0 komentar
Saya suka iseng nanya secara berkala ke sesama temen trader, "lagi pake indikator apa sekarang?" Nah, akhir-akhir ini, entah kompakan atau emang lagi musimnya, banyak yang menjawab dengan jawaban yang sama: "naked chart aja ko," Nah lo, saya jadi bertanya-tanya sendiri nih,"ke mana gerangan perginya indikator andalan ya?" Perasaan, setahun yang lalu, kalo saya menayakan pertanyaan yang sama, jawabannya bisa bervariasi banged tuh.

Masing-masing temen trader menyebutkan indikator andalannya. Ada yang pake moving average, fibonacci , MACD atau ichimoku atau malahan custom indicator hasil oprekan sendiri. Yah, sebenernya sih itu kembali ke selera masing-masing trader sih, mau pake indikator apapun juga atau mau pake candlestick doang, yang penting kita bisa mengambil informasi untuk dasar melakukan open position.

Banyak temen trader yang justru memilih kembali ke naked chart. Entah karena bosen liat indikator, atau mungkin karena sebel sering ketipu ama sinyal indikator. Tapi yang jelas sih, trading dengan naked chart tidak identik dengan nekad kok. Sebenernya, kalau kita mau mencermati candlestick, sudah cukup kok banyak informasi yang bisa kita peroleh. Tinggal mungkin kita tambah horizontal line untuk membantu kita melihat nilai pasti dari high-low atau TP dan SL kita, itu sudah cukup.

Saya sendiri terus terang sekarang lebih berpatokan pada candlestick. Kadang sih dibantu trend line, tapi lebih sering malah narik trend line-nya cuma dibayangkan doang. Paling-paling saya mencoba mengamati di 2 time frame untuk memastikan trend yang sedang terjadi. Biasanya sih saya mengamati di time frame 15 menit dan hourly.

Trading dengan naked chart memang perlu pengalaman dan ketelitian dalam mencermati pola-pola chart dan juga bentuk-bentuk candlestick yang terjadi. Tapi, tampilan trading platform kita jadi lebih "bersih". Kurang lebihnya, tampilan trading platform saya cuma seperti ini:



Bersih kan? Tinggal kita amati bentuk-bentuk candlestick yang ada, serta coba perhatikan apabila terbentuk pattern yang khusus. Untuk contoh di atas, saya amati pair EUR/USD dan GBP/USD, masing -masing dengan time frame 15 menit (chart yang kiri) dan juga hourly (chart di kanan). Paling-paling saya akan tarik horizontal line untuk menentukan TP atau SL-nya. Jadi, trading "tanpa indikator"? Why not ?

sumber: seputarforex.com

Leave a Reply


 
Trading valuta asing berdasarkan margin mengandung potensi keuntungan tinggi, tapi juga potensi risiko tinggi yang mungkin tidak cocok untuk semua investor. Sebelum memutuskan untuk trading valuta asing, Anda harus dengan hati-hati mempertimbangkan tujuan investasi, tingkat pengalaman, dan selera risiko Anda. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan hasil masa depan, yang bisa berbeda karena volatilitas pasar. Ada kemungkinan bahwa Anda bisa saja kehilangan sebagian atau semua investasi awal Anda sehingga sebaiknya jangan menginvestasikan uang yang tidak dapat Anda tanggung kerugiannya. Anda harus menyadari tentang semua risiko yang terkait dengan trading valuta asing, dan meminta nasihat dari penasihat keuangan independen jika Anda memiliki keraguan.
KAJIANFOREX (Pusat Informasi pembelajaran Forex terpercaya) © 2015 | Designed By Blog Minan