Gold atau emas dalam sejarah perkembangan sistem ekonomi dunia sudah dikenal sejak 40000 SM.
Hal itu ditandai dengan penemuan emas dalam bentuk kepingan di Spanyol,
yang saat itu digunakan oleh paleiothic man. Dalam sejarah lain
disebutkan bahwa emas ditemukan oleh masyarakat Mesir kuno (circa) 3000 SM. Sedangkan sebagai mata uang, emas mulai digunakan di zaman Raja Lydia (Turki) sejak 700 SM. Sejarah penemuan emas sebagai alat transaksi dan perhiasan tersebut kemudian dikenal sebagai barbarous relic.
Emas telah diketahui sangat berharga
sejak zaman prasejarah. Hieroglif Mesir (2600 SM) mengatakan logam dan
emas dinyatakan beberapa kali dalam kitab Perjanjian Lama (Old
Testament). Penjelajahan oleh bangsa Eropa (pada zaman penjelajahan
Eropa) ke benua Amerika salah satunya digalakkan oleh berbagai berita
yang menyatakan bahwa bahan hiasan emas digunakan secara luas di
kalangan orang asli Amerika, terutamanya di Amerika Tengah, Peru, dan
Colombia.
Emas telah lama dianggap sebagai logam yang paling berharga, digunakan sebagai simbol ketulenan, nilai tinggi, kedaulatan, dsb.
Sejak Islam datang sebagai sebuah
peradaban baru dunia yang dibawa dan disebarkan oleh Rasulullah Muhammad
SAW, maka sejak saat itu telah memberikan perubahan yang cukup
signifikan terhadap penggunaan emas sebagai mata uang (hal ini disebut
dinar) yang digunakan dalam aktivitas ekonomi dan perdagangan. Pada masa
Rasulullah, ditetapkan berat standar dinar diukur dengan 22 karat emas,
atau setara dengan 4,25 gram (diameter 23 milimeter). Standar ini
kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO), dan
berlaku hingga sekarang.
Namun saat ini, fakta menunjukkan bahwa
ada ketidakseimbangan aktivitas perdagangan internasional, yang terjadi
akibat tidak berimbangnya penguasaan mata uang dunia. Hal ini ditandai
dengan semakin merajalelanya Dolar AS. Kondisi tersebut kemudian
diperparah dengan kemunculan Euro sebagai mata uang bersama
negara-negara Eropa atau yang disebut dengan Zona Euro. Fakta pun
menunjukkan bahwa negara-negara Islam memiliki ketergantungan sangat
tinggi terhadap kedua mata uang tersebut, terutama Dolar AS. Bahkan
dalam transaksi perdagangan international saat ini, dolar AS menguasai hampir 70% sebagai alat transaksi dunia.
Namun, ada hal yang perlu diketahui
bahwasannya fluktuasi harga Gold versus USD (XAU/USD) di dunia ternyata
juga berdampak kuat di dalam Pasar Forex. Ada empat mata uang yang
berkorelasi positif dengan perubahan harga Gold dunia, keempat mata uang
ini adalah AUD, CAD, NZD dan CHF.
Korelasi Antara Gold Dengan AUD, CAD, NZD Dan CHF
Pair mata uang AUD/USD mempunyai
hubungan positif dengan pergerakan harga Gold di market. Setiap harga
Gold naik, pair AUD/USD juga cenderung naik. Penyebab dari korelasi ini
adalah: Australia merupakan negara ketiga terbesar yang memproduksi emas.
Setiap tahunnya Australia mengekspor emas kurang lebih senilai $5
Milyar. Untuk itu, setiap harga Gold naik, maka para importir Gold dari
Australia akan “memburu” lebih banyak Dollar Australia untuk menutup
biaya kenaikan harga gold tersebut.
New Zealand merupakan negara tetangga Australia.
Jadi bisa dibilang, perekonomian di New Zealand tak jauh beda dengan
Australia. Oleh sebab hal yang sama, korelasi mata uang NZD versus USD
dengan harga Gold juga menjadi positif.
Begitupula yang terjadi pada pair mata uang USD/CAD, Kanada adalah negara pengekspor emas nomor 5 terbesar di dunia. Korelasi USD/CAD dengan harga gold di market lebih kuat dibandingkan Australia dan New Zealand.
Sedang pair USD/CHF disebut juga sebagai
pasangan yang mempunyai korelasi yang cukup kuat. Diperkirakan
mempunyai korelasi sebesar 88% mengikuti harga Gold di market. Meski
Swiss bukanlah sebagai eksportir Gold dunia, namun negara ini adalah
salah satu dari sedikit negara yang masih menggunakan sistem Gold standard terutama di bidang perbankan. Mata uang Swiss juga dikenal sebagai "safe-haven currency", yang artinya bisa diandalkan dalam kondisi perekonomian dunia yang sedang krisis.
sumber: seputarforex.com