Minggu, 31 Januari 2016

Bagaimana Memprediksi Pergerakan Harga Emas?

0 komentar
Ketakutan bagi para pemegang Emas dan industry Emas benar-benar terjadi dan semakin memburuk sejak Emas hancur lebur terhadap USD dan turun sampai ke level yang dahulu ada pada akhir tahun 2009. Membaiknya pertumbuhan perekonomian US direspon positif investor di lantai bursa saham maupun pasar uang forex, namun tidak untuk emas. Harga logam mulia itu terus terperosok. Emas secara mengejutkan akhirnya menembus pertahanan support yang selama ini bertahan pada harga $1130.00. Hasilnya Gold harus terjun bebas terjembab sampai ke level harga $1071.90.
Emas pada bulan Agustus mencatat kenaikan bulanan pertama sejak Mei seiring gejolak dalam ekuitas dan devaluasi tak terduga yuan oleh China yang mendorong daya tarik logam sebagai haven. Bullion meraih kembali sebagian dari keuntungannya seiring membaiknya ekonomi AS yang meningkatkan prospek Federal Reserve untuk mengetatkan kebijakan moneter, yang berimbas pada terkekangnya daya tarik emas karena ketidakmampuannya membayar bunga.
Dalam forex, emas dan dollar USD biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dollar USD naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang dihargakan dalam dollar USD menjadi lebih mahal bagi investor. Harga emas telah berada di bawah tekanan dalam beberapa bulan terakhir karena beberapa investor bertaruh bahwa peningkatan suku bunga AS akan mendorong harga lebih rendah. Logam mulia tidak membayar bunga atau dividen dan hal ini membuat investor menjauh dari emas. Kenaikan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan pengembalian (return), karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada kenaikan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Ekonomi AS tumbuh 3,7 persen pada kuartal II 2015, atau lebih tinggi dari perkiraan 3,3 persen. Pasar saham AS menguat menanggapi data ekonomi AS, dengan indeks S&P 500 naik lebih dari 2 persen.
Survey Prediksi Harga Emas
Menurut survei Kitco terhadap 555 orang yang di survei mengenai posisi gold mereka saat ini, 416 peserta atau 75% memilih bearish, sedangkan 99 peserta memilih bullish dan sisanya netral. Survei Kitco juga menyatakan bahwa dari 20 market expert terjadi keseimbangan dimana 8 market expert memilih bullish, 9 market expert memilih bearish dan sisanya netral.
Saat ini memang terlihat Gold dalam keadaan harga yang cukup murah dan menarik untuk melakukan posisi buy. Namun beberapa bank seperti halnya Deutsche Bank melihat bahwa penurunan masih mungkin untuk terjadi lagi sampai ke level dibawah $1000.00.
Hal yang Membebani Turunnya Harga Emas
1. Membaiknya Ekonomi Amerika Serikat
Ekonomi Amerika Serikat terus mengalami perbaikan dari bulan ke bulan dari berbagai lini. Fakta ini membebani Gold seiring dengan kuatnya USD dan stabilnya tingkat inflasi saat ini yang diiringi dengan kenaikan yang konsisten dari sisi tingkat pengangguran serta penambahan pekerjaan baru.
2. Kenaikan Tingkat Suku Bunga
FOMC akan kembali mengadakan rapat dimana akan kelanjutan rencana kenaikan tingkat suku bunga akan ditunggu-tunggu para investor dan trader. Bahkan walaupun pekan depan kemungkinan tidak akan ada kenaikan tingkat suku bunga, namun rencana serta pidato yang Hawkish dapat kembali menghempas emas kebawah.
3. Terpuruknya Industri Emas
Kelebihan produksi emas yang sejak tahun 2011 membuat harga emas turun semakin membebani para produsen emas. Pasalnya hutang perusahaan-perusahaan produsen emas ini sudah melambung tinggi dan mengalami kesulitan untuk berkembang.

Harga Emas Dalam Negri
Analis trader dan investasi emas, Mulyadi Tjung, mengatakan bahwa merosotnya harga emas dunia yang terjadi sejak awal tahun ini akibat ekonomi AS yang terus membaik berpotensi menekan pergerakan harga emas dalam negeri. Mulyadi memperkirakan, harga emas domestik kemungkinan akan terus bergerak di bawah level Rp500 ribu per gram. “Saat ini, tidak melemah banyak atau stagnan dari harga kemarin karena tertopang nilai tukar rupiah yang melemah,” kata dia.
Dia juga menegaskan, selama ancaman krisis di AS dan Eropa berkurang, serta mata uang negara-negara tersebut menguat, harga emas cenderung melemah. “Harga emas bisa seperti tahun 1980-an, yang bergerak stagnan ketika ekonomi AS membaik,” ujar Mulyadi.
Sumber: Dasarforex.com

Leave a Reply


 
Trading valuta asing berdasarkan margin mengandung potensi keuntungan tinggi, tapi juga potensi risiko tinggi yang mungkin tidak cocok untuk semua investor. Sebelum memutuskan untuk trading valuta asing, Anda harus dengan hati-hati mempertimbangkan tujuan investasi, tingkat pengalaman, dan selera risiko Anda. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan hasil masa depan, yang bisa berbeda karena volatilitas pasar. Ada kemungkinan bahwa Anda bisa saja kehilangan sebagian atau semua investasi awal Anda sehingga sebaiknya jangan menginvestasikan uang yang tidak dapat Anda tanggung kerugiannya. Anda harus menyadari tentang semua risiko yang terkait dengan trading valuta asing, dan meminta nasihat dari penasihat keuangan independen jika Anda memiliki keraguan.
KAJIANFOREX (Pusat Informasi pembelajaran Forex terpercaya) © 2015 | Designed By Blog Minan