Minggu, 31 Januari 2016

Mengapa Harga Minyak Dunia Cenderung Turun?

0 komentar
Membaca berita tentang peringatan salah satu pangeran kaya Arab Saudi, Alwaleed bin Talal, terhadap potensi penurunan pendapatan negaranya akibat perkembangan shale gas di Amerika. Seorang pangeran kaya yang berasal dari negara kaya minyak sampai mengeluarkan peringatan ini tentunya masalah ini cukup serius.

SHALE GAS

Seperti dilansir dari www.oil-price.net, para ahli memprediksi keberadaan gas alam cair (LNG) akan memberikan porsi sebesar 50% pada perdagangan gas internasional di 2025. Namun, dengan penemuan shale gas di Amerika, Inggris dan China, perkiraan tersebut telah berubah karena dihasilkan triliunan kaki kubik gas dari sumber-sumber bawah tanah di daerah tersebut. Di Amerika Utara saja dapat dihasilkan shale gas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar daerah tersebut setidaknya untuk 40 tahun berikutnya. Eropa juga diperkirakan memiliki jumlah sumber daya shale gas yang besar untuk digunakan di wilayah tersebut.
Di lain sisi membuat negara-negara pengekspor minyak dan batubara ketar-ketir melihat perkembangan Shale Gas karena mengancam pasar dari Minyak Bumi dan Batubara.
Munculnya shale gas juga telah menyebabkan jatuhnya harga komoditas energi lain, terutama batubara. Harga batubara telah turun sangat drastis dari rekor tertinggi US$ 192 per metrik ton pada Juni 2008 menjadi US$ 96 per metrik ton pada September 2012.

EFEK TERHADAP HARGA MINYAK DUNIA

Laporan OPEC menyebutkan bahwa permintaan minyak mentah dunia pada 2014 diperkirakan akan mengalami penurunan sebesar 250 bph dari permintaan tahun 2013 atau sebesar 29,61 juta bph. Turunnya permintaan minyak mentah ini juga akan diikuti dengan penurunan harga minyak mentah dunia. Penggunaan dan pengembangan energi terbarukan juga akan terancam karena murahnya harga-harga sumber energi yang berasal dari minyak mentah, batubara dan gas alam.
Tidak heran jika Pangeran Alwaleed bin Talal memperingatkan kerajaan Arab Saudi untuk mengurangi ketergantungan terhadap penjualan minyak dan mendiversifikasi penerimaan negara. Peringatan dari Pangeran pemilik Kingdom Holding yang jarang berbicara ini merefleksikan kekhawatiran pengusaha swasta tentang perkembangan shale gas di Amerika dan Kanada yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap penurunan permintaan dan harga minyak mentah dunia.
perang-harga-minyak
Sementara itu pihak OPEC sebenarnya dengan mudah bisa saja menaikkan harga minyak dunia, merekaa tinggal menutup keran produksi saja. Namun karena ingin menekan Amerika, maka OPEC tidak menurukan produksi minyak walaupun di harga rendah.
Kondisi saat ini menimbulkan dilema tersendiri bagi posisi harga minyak dunia yang kecenderungannya terus turun.
Jika harga minyak rendah, keuntungan Arab dan negara penghasil miyak lainnya (OPEC) akan terpangkas, bahkan Venezuela bisa tumbang perekenomiannya.
Jika harga minyak tinggi, shale gas/oil Amerika akan berkembang dan mengambil pangsa pasar Arab dan negara-negara OPEC. Ditambah lagi Iran sudah lepas dari sanksi dan Rusia kepepet.
 
Sumber: Dasarforex.com

Leave a Reply


 
Trading valuta asing berdasarkan margin mengandung potensi keuntungan tinggi, tapi juga potensi risiko tinggi yang mungkin tidak cocok untuk semua investor. Sebelum memutuskan untuk trading valuta asing, Anda harus dengan hati-hati mempertimbangkan tujuan investasi, tingkat pengalaman, dan selera risiko Anda. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan hasil masa depan, yang bisa berbeda karena volatilitas pasar. Ada kemungkinan bahwa Anda bisa saja kehilangan sebagian atau semua investasi awal Anda sehingga sebaiknya jangan menginvestasikan uang yang tidak dapat Anda tanggung kerugiannya. Anda harus menyadari tentang semua risiko yang terkait dengan trading valuta asing, dan meminta nasihat dari penasihat keuangan independen jika Anda memiliki keraguan.
KAJIANFOREX (Pusat Informasi pembelajaran Forex terpercaya) © 2015 | Designed By Blog Minan